Wednesday 5 December 2012

Makalah Sejarah Peradaban Islam


USMAN BIN AFFAN DAN ALI BIN ABI THALIB

  1. Perluasan wlilayah
Setelah khalifah Umar bin Kahttab berpulang ke rahmatullah terdapat daerah-daerah yang membelot terhadap pemerintah islam. Pembelotan tersebut di timbulkan oleh pendukung-pendukung pemerintahan yang lama atau dengan perkataan lain pamong praja dari pemerintahan lama (pemerintahan sebelum daerah itu masuk ke daerah kekuasaan islam) ingin hendak mengembalikan kekuasaannya. Sebagaimana yang di lakukan oleh kaisar Yazdigard yang bersuha menghasut kembali masyarakat persia agar melakukan perlawanan terhadap penguasa islam. Akan tetapi dengan kekuatannya, pemerintah islam berhasil memusnahkan gerakan pemberontakan sekaligus melanjutkan perluasan ke negri-negri persia lainnya, sehingga beberapa  kota besar seperti Hisrof, Kabul, Gasna, Balkh dan Turkistan jatuh menjadi kekuasaan islam.
Adapun daerah-daerah lain yang melakukan pembelotan terhadap pemerintahan islam adalah Khurosan dan Iskandariyah. Khalifah Usman bin affan  mengutus Sa’ad bin al-Ash bersama Khuzaifah ibnu al-Yamaan serta beberapa sahabat Nabi lainnya pergi ke Negri Khurosan dan sampai di Negri Thabristan dan jadi perperangan hebat, sehingga penduduk mengaku kalah dan meminta damai. Tahun 30H / 650M pasukan Muslim berhasil menguasai Khurazan.
Adapun tentang Iskandariyah, bermula dari kedatangan kaisar Konstan II dari Roma Timur atau Bizantium yang menyerang iskandariyah dengan mendadak, sehingga pasukan islam tidak dapat menguasai serangan. Panglima Abdullah Bin Abi Sarroh yang menjadi wali di daerah tersebut meminta Utsman mengangkat kembali Amru Bin ‘Ash yang telah di berhentikan untuk menangani masalah di Iskandariyah. Abdullah Bin Abi Sarroh memandang Amru Bin Ash lebih cakap dalam memimpin perang dan namanya sangat di segani oleh pihak lawan. Permohonan tersebut di kabulkan,  setelah itu terjadilah perpecahan dan menyebabkan tewasnya panglima di pihak lawan. 
   
Selain itu, Khalifah Utsman bin Affan juga mengutus Salman Robiah AL-Baini untuk berdakwah ke Amenia. Ia berhasil mengajak kerjasama penduduk Armenia, bagi yang menentang dan memerangi  terpaksa di patahkan dan kaum muslimin dapat menguasai Armenia. Perluasan islam memasuki Tunisia (Afrika Utara) di pimpin oleh Abdullah bin Sa’ad bin Abi Zarrah. Tunisia sebelum kedatangan pasukan islam sudah
lama di kuasai Romawi. Tidak saat itu saja pada saat Syiria bergubernurkan Muawiyah, ia berhasil menguasai Asia kecil dan Cyprus.
Di masa pemerintahan Utsman, negri-negri yang telah masuk ke dalam islam antara lain: Barqoh, Trapoli barat, sebagian selatan negri Nubah, armenia dan beberapa bagian Thabaristan bahkan tentara islam telah melampaui sungai Jihun (Amu Daria), negri Balkh (Baktria), Hara, Kabul dan Gzaznah di Turkistan.
            Jadi enam tahun pertama pemerintahan Utsman bin Affan di tandai dengan perluasan islam. Perluasan dan perkembangan islam pada masa pemerintahannya telah sampai pada seluruh daerah persia, Tebristan, Azerbizan dan Armenia selanjutnya meluas pada Asia kecil dan Negri Cyprus. Atas perlindungan pasukan islam, masyarakat Asia kecil dan Cyprus bersedia menyerahkan upeti sebagaimana yang mereka lakukan sebelumnnya padaa masa kekuasaan Romawi atas wilayah tersebut.

  1. Pembangunan Angkatan Laut
            Pembangunan angkatan Laut bermula dari adanya rencana Khalifah Utsman untuk mengirim pasukan ke Afrika Mesir, Cyprus dan Konstatinopel Cyprus. Untuk sampaike daerah tersebut harus melalui lautan. Oleh karena itu ata dasar usul gubernur di daerah, Utsman pun menyutujui pembentukan armada laut yang di lengkapi dengan personil dan saran yang memadai.
            Pada saat itu, Mu’awiyah, Gubernur di Syiria harus menghadapi serangan-serangan Angkatan Laut Romawi di daerah-daerah pesisir provinsinya. Untuk itu, ia mengajukan permohonan kepada Khalifah Utsman untuk membangun Angkatan Laut dan di kabulakan oleh Khalifah. Sejak itu Mu’awiyah berhasil menyerbu Romawi.


            Mengenai pembangunan armada itu sendiri, Mu’awiyah tidaklah membutuhkan tenaga asing sepenuhnya, karena bangsa Kopti, begitupun juga penduduk pantai Levant yang berdarah punikia itu, ramai-ramai menyediakan dirinya untuk membuat dan memperkuat armada tersebut. Itulah pembangunan armada yang pertama dalam sejarah Dunia Islam.
            Selain itu, keberangkatan pasukan ke Cyprus yang melalui Lautan, juga mendesak umat islam agar membangun armada angkatan laut. Pada saat itu, pasukan di pimpin oleh Abdullah bin Qusay Al-harisy yang di tunjuk sebagai Amirul Bahr atau Panglima Angkatan Laut. Istilah ini kemudian di ganti  menjadi Admiral atau Laksamana. Ketika sampai di Amuria dan Cyprus  pasukan islam mendapat perlawanan yang sengit, tetapi semuanya dapat di atasi hingga sampai di kota Konstatinopel dapat di kuasai pula.
            Di samping itu, serangan yang di lakukan oleh bangsa Romawi ke Mesir melalui Laut juga memaksa umat islam agar segera mendirikan angkatan laut. Bahkan pada tahun 646 M , bangsa Romawi telah menduduki Alexandria dengan penyerangan dari laut. Penyerangan itu mengakibatkan jatuhnya Mesir ke tangan kekuasaan bangsa Romawi. Atas perintah Khalifah Utsman, Amr bin Ash dapat mengalahkan bala tentara bangsa Romawi dengan armada laut yang besar pada tahun 651 M di Mesir (Misbach, 1984 10-11)
            Berawal dari sinilah Khalifah Utsman bin Affan perlu di ingat sebagai Khalifah pertama kali yang mempunyai angkatan laut yang cukup tangguh dan dapat membahayakan kekuatan lawan.


~ 1. Perang Jamal
            Perang ini pecah akibat ketamakan politik dan kekuasaan. Mu’awiyah telah menipu Zubair dan Thalhah denagn mengiming-imngi kekhalifa-han dan pembiatan kepada mereka apabila kekuasaan imam Ali ra. yang dikepalai oleh ketiga orang tersebut  di kota Mekkah. Orang-orang yang punya sifat tamak, congkak, dan pikiran dangkal turut mendukung poros ini. ‘Aisyah segera menggalang pasukan, sementara Bani Umayyah melengkapi mereka dengan senjata dan peralaatan perang. Mereka telah mengeluarkan biaya besar  dari praktek korupsi  mereka atas Baitul Mal Muslimin pada saat mereka menjadi gubernur di jaman kekhalifan ‘Utsman.
            Pasukan yang dipimpin oleh “Aisyah, Thalhah, dan Zubair itu bergerak menuju ke Bashrah. Mereka berhasil menguasai kota Bashrah setelah melakukan pertempuran sengit dengan pasukan kota. Mengetahui serangan paravpembangkang ini, imam Ali ra. Keluar denagn bala tentaranya untuk menumps mereka. Kedua pasukan tersebut bertempur dengan sengit. Dalam perang jamal ini, thalhah dan Zubair terbunuh. Segera komando perang di ambil alih oleh ‘Aisyah. Unta yang ditungganginya dikelilingi oleh bala tentara yang tak terhitung. Mereka dapat menebas tangan-tangan dan menghabiskan nyawa-nyawa yang ada di sekelilingnya. Namun akhirnya unta ‘Aisyah tersungkur jatuh ke atas tanah dan pasukannya kalah.
            Misi perperangan ini pun mengalami kegagalan daan kerusgian yang besar. Perang ini telah mengakibatkan kerugian yang memalukan di barisan muslimin dan menebarkan perpecahan serta permusuhan di antara mereka. Sementara itu, rumah-rumah penduduk Bashrah masih di sesaki duka, kesedihan, dan nestapa.

            ~ 2. Perang Shifin
          Belum sempat istirahat untuk menghilangkan kepenatan akibat perang jamal, imam Ali ra. telah mendapat ujian berat dari musuh pemakar yang tidak pernah memiliki satu pun nilai-nilai insani. Dia menggunakan taktik kemunafikan, tipu daya, dan khianat. Dia mahir dan terbiasa dengan karakter buruk ini. Itulah Mu’awiyah bin Abu Sufyan yang di juluki oleh para pendukungnya dengan sebutan ‘Kisra Arab’. Mereka menyerahkan kekuasaan Syam kepadanya tanpa peduli pada lembaran-lembaran yang hitam. Mereka juga tidak mau tahu kalau dia berasal dari pohon terkutuk seperti di tegaskan oleh Al-Qur’an.


            Apakah mereka tidak pernah mendengar tentang berbagai peperangan kejam yang telah di sulut oleh Abu Sufyan dan bani Umayyah untuk menentang Nabi saw., padahal realita itu belum terlalu lama berlalu? Kemaslahatan apa yang diperoleh kaum Muslimin dengan mengangkat serigala bodoh itu sebagai penguasa Syam yang merupakan daerah terpenting negri islam? Mengapa mereka tidak menyerahkan kedudukan yang berharga itu kepada putra-putra Nabi saw.
            Ringkasnya, Mu’awiyah telah mengerahkan pasukannya menuju shiffin untuk memerangi saudara dan pintu kota Nabi saw. Pasukan Mu’awiyah berhasil menguasai sungai Furat dan mencegah pasukan Imam Ali ra. dari mengambil air minum. Pasukan Mu’awiyah menganggap hal ini sebagai sebuah awal kemenangan. Imam Ali ra. mengutus beberapa orang kepada Mu’awiyah untuk melakukan perdamaian dan menghindari pertumpahan darah.

            ~ 3. Perang Nahrawan
            Setelah peristiwa tahkim itu, fitnah terjadi di dalam pasukan Imam Ali ra. sekelompok orang melakukan pembangkangan. Merek menyatakan diri akan mengangkat senjata dan menilai bahwa Imam Ali ra. telah fakir, karena ia mau menerima seruan bertahkim. Padahal justru mereka sendiri yang memaksa Imam Ali ra. untuk menerima tahkim. Slogan yang mereka teriakkan adalah La hukma illa lillah ( tiada hukum selain hukum Allah). Tetapi, begitu cepatnya slogan ini berubah menjadi alat pertumpahan darah dan angkat senjata. Imam Ali ra. menghujat dan menyadarkan mereka atas kekeliruan mereka itu. Sekelompok dari mereka menerima pandangannya. Tetapi yang lain tetap bersikeras dalam kesesatan dan kebodohan mereka lalu menebarkan kerusakan. Mereka banyak membunuh orang-orang yang tidak berdosa dan menyebarkan rasa takut di tengah-tengah masyarakat islam. Akhirnya, Imam Ali ra. terpaksa mengadakan perlawanan terhadap mereka. Meletuslah perang Nahrawan. Dalam peperangan ini, sebagian besar mereka telah tewas.
            Perang ini tidak berakhir sampai di situ. Muncul lagi pembangkangan yang lebih buruk di dalam tubuh pasukan Imam Ali ra. mereka mengajak untuk memerangi Mu’awiyah tetapi tidak seorang pun yang mengikuti ajakan mereka itu.


            Kekuatan Mu’awiyah muli bermain di panggung politik sebagai kekuatan besar. Mulailah mereka menguasai daerah-daerah islam dan memerangi daerah-daerah yang taat kepada kepemimpinan Imam Ali ra. itu mereka lakukan untuk menunjukkan bahwa Imam Ali ra. sudah tidak mampu menlindungi mereka. Akhirnya, sinar kewibawaan Imam Ali ra. mulai pudar dan bencana pun datang silih berganti. Imam Ali melihat kebejatan Mu’awiyah semakin kokoh dan harapan dan angan-angannya pun telah sempurna, sedangkan ia tidak memiliki satu kekuatan pun yang mampu menegakkan kebenaran dan menumbangkan kebatilan.

~ 4. Tahkim dan perpecahan ummat (syia’h, khawarij, dan pendukung mu’awiyah)
            a. Perpecahan di masa Khalifah Ali bin Abi Thalib
            Pada masa baginda Rasulullah SAW. umat islam merupakan Umatun Wahidah, umat yang selalu teguh terhadap ajaran-ajaran Rasulullah SAW. pada saat itu umat islam tidak pernah menemukan perbedaan pendapat yang bisa menyebabkan terjadinya perpecahan, perhimpunan-perhimpunan yang serta rasa fanatisme yang berlebihan terhadap golongan tertentu dalam hal aqidah ataupun amaliyah.
            Setalah Baginda Rasulullah SAW. wafat, Sahabat Abu Bakar Ash Shidiq, di bai’at sebagai penerus perjuangan yang telah tertata rapi, kemudian di lanjutkan Sahabat Umar bin Khatab. Pada masa itu (masa Abu bakar dan Umar bin Khatab) tidak tampak wujudnya perbedaan dalam bentuk apapun di antara ummat, kecuali faham-faham tertentu yang di sebarkan oleh golongan yang tidak diperhitungkan.
 perbedaan itu pun tidak mempunyai makna yang berarti, karena propaganda yang di publikasikan tidak bersumber dari dalil-dalil yang otentik. Baru pada kepemimpinan masa sahabat Utsma bin Affan perbedaan yang berkembang makin nampak jelas, sehingga kenyataan yang terjadi pada masa itu membuat integritas ummat mulai retak, terlebih masa khalifah berada di pundak sahabat Ali bin Abi Thalib, perpecahan, perbedaan serta tuntutan yang terjadi di antara ummat sudah sampai pada titik klimaks, sehingga pada akhirnya lhirlah dua golongan (valium) yang sling bersebrangan yaitu :
  • Valium Khawarij
·         Valium Syiah  
           
b. Khawarij dan ajaran-ajaran menyimpang
            Valium ini adalah valium yang memisahkan diri dari pemerintahan sahabat Ali bin Abi Thalib. Di sisi lain valium ini juga menampakkan serta memposisikan diri sebagai penentang pemerintahan (menyeru untuk memerangi sahabaat Ali binAbi Thalib).
            Istilah khawarij sendiri sebenarnya tidak berhenti sampai disitu , karena pada hakikatnya istilah ini sah diletakan sebagai predikat tetap bagi setiap valium yang mempunyai persamaan misi.


C. Permasalahan Masa Ali bin Abi Thalib
                        Khalifah Rasyid yang ke-4, Ali bin Abi Thalib ra. Menghadapi masalah-masalah berat dankondisi dalam negri yang labil. Situasi pada masa kekhalifahan beliau sangat tidak kondusif, pecah perang di antara kaum muslimin, munculnya kaum Khawarij, sehingga khalifah sibuk mengurus masalah-masalah dalam negri dan memadamkan api fitnah yang marak pasca terbunuhnya Khalifah Utsman bin Affan secara zhalim.
            Salah satu kerugian akibat fitnah-fitnah dan ekses negatifnya adalah terhambatnya gerakan jihad dan perluasan wilayah islam yang merupakan perkara yang sangat menonjol pad masa kekhalifahan sebelumnya. Buku-buku sejarah tidak mencatat penaklukan-penaklukan wilayah baru pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib ra. Akan tetapi meskipun menghadapi berbagai masalah dalam negri yang pedih namun beliau mampu mempertahankan wilayah-wilayah yang sudah ditaklukan.
            Para Amir di wilayah-wilayah taklukan sangat serius menghadapi serangan musuh-musuh dari luar. Para prajurit yang berjaga-jaga di tapal batas benar-benar melaksanakan kewajiban mereka dengan baik dalam menjaga dan mengamankan wilayah islam.

            Imam ath-Thabari1118 dan al-Hafizh Ibnu Katsir menyebutkan bahwa Konstantin bin Heraklius bermaksud menyerang wilayah kaum muslimin dengan membawa seribu armada artileri pada tahun 35 H. Namun Allah SWT. Mengirim angin putting beliung yang sangat hebat hingga menenggelamkannya bersama pasukannya. Tidak ada yang selamat kecuali dia bersama segelintir orang saja dari kaumnya. Ketika mereka kembali ke Shaqliyah, mereka menyerangnya dan membunuhnya. Mereka berkata, “Engkau telah membunuh teman-teman kami!” Dengan demikian Allah SWT. telah menyelamat-kan kaum muslimin dari kejahatannya. 

            Meskipun Ali bin Abi Thalib ra. tidak memiliki kesempatan yang banyak untuk memperluas wilayah Islam dari yang telah ditaklukan seperti yang dilakukan para sahabat sebelum beliau, hanya saja dengan perlakuan beliau yang adil beliau berjasa dalam menjelaskan sanksi-sanksi hukum berkaitan terhadap komplotan pembangkang. Berikut hukum-hukum yang berkaitan dengan peperangan dalam masa-masa fitnah yang terjadi di antara kaum muslimin. Hal itu termasuk jihad untuk menjaga stabilitas dalam negeri dan menyatukannya serta menghadapi segala upaya memecah belah daulah Islam. Beliau menjelaskan semua aspek hukum yang berkaitan dengan masa-lah tersebut.
Dan beliau juga membedakan antara peperangan fitnah dengan perang melawan komplotan pemberontak yang keluar dari ketaatan dan dengan perang melawan kaum Khawarij yang melepaskan diri dari sebagian syariat Islam karena takwil. Peperangan Jamal pecah tanpa dikehendaki, perang tersebut termasuk peperangan fitnah. Peperangan Shiffin adalah perang yang dilakukan untuk menundukkan orang-orang yang keluar dari ketaatan dan menolak berbai’at. Ali memerangi mereka setelah beliau menganjurkan agar mereka menyerah dan berbai’at. Beliau memutuskan hal tersebut berdasarkan ijtihad. Sebagian sahabat seperti Sa’ad bin Abi Waqqash, Abdullah bin Umar dan Usamah bin Zaid tidak ikut serta dalam peperangan mi dan mereka tidak menyetujuinya.
Pendapat mereka ini lebih tepat. Ali sendiri pada akhirnya memuji mereka dan berandai sekiranya beliau tidak berperang. Adapun perang melawan kaum Khawarij, Ali bin Abi Thalib ra. Gembira memerangi mereka setelah mereka berbuat kerusakan dan menyabotase jalan-jalan. Beliau telah menegakkan hujjah atas mereka. Beliau telah berdebat dengan mereka dan telah mengutus seseorang untuk mendebat mereka hingga tiada lagi alasan bagi mereka. Perang beliau melawan kaum Khawarij dilaku-kan atas dasar nash dari Rasulullah saw.

No comments:

Post a Comment

Semoga Bermanfaat bagi pembaca sekalia.. .

Lailahaillallah.. Muhammadurrasulullah..

Lailahaillallah.. Muhammadurrasulullah..

SLIDER WIDGET